Bimbingan Islam
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'alal memiliki banyak
keutamaan, antara lain:
1. Orang yang bertauhid kepada Allah akan dihapus dosa-dosanya.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'aliahi wa sallam dalam sebuah
hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan
Mahatinggi berfirman:
...يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ
لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ
بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.
‘...Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh
bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga,
pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’” [2]
2. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan mendapatkan petunjuk
yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman. Allah Azza wa
Jalla berfirman:
ذِينَ آمَنُوا وَلَمْ
يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan
kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan
mereka mendapat petunjuk. ” [Al-An’aam: 82]
Di antara permohonan kita yang paling banyak adalah memohon agar ditunjuki
jalan yang lurus:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka.” [Al-Faatihah: 6-7]
Yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang shalih.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ
وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ
النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ
أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), maka mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu)
para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baik-nya.” [An-Nisaa': 69]
Kita juga memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar terhindar dari jalan
orang-orang yang dimurkai Allah dan jalan orang-orang yang sesat, yaitu
jalannya kaum Yahudi dan Nasrani.
3. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan dihilangkan kesulitan
dan kesedihannya di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًاوَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka...”
[Ath-Thalaq: 2-3]
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah kalau dia tidak bertauhid.
Orang yang bertauhid dan bertakwa akan diberikan jalan keluar dari berbagai
masalah hidupnya.[3]
4. Orang yang mentauhidkan Allah, maka Allah akan menjadikan dalam hatinya rasa
cinta kepada iman dan Allah akan menghiasi hatinya dengannya serta Dia
menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ
رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ
وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ
الرَّاشِدُونَ
“...Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman
itu) indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan
dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.”
[Al-Hujurat: 7]
5. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah, dan orang
yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
adalah orang yang mengatakan لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ dengan
penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
6. Orang yang bertauhid kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala dijamin masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” [4]
مَنْ
مَاتَ لاَيُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu,
ia masuk Surga.” [5]
7. Orang yang bertauhid akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala
kemenangan, pertolongan, kejayaan dan kemuliaan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ
أَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [Muhammad: 7]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم
مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ
وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun.
Tetapi barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]
8. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan diberi kehidupan yang
baik di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]
9.Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di Neraka.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَدْخُلُ
أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ، ثُمَّ يَقُوْلُ اللهُ
تَعَالَى: أَخْرِجُوْا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ
مِنْ إِيْمَانٍ، فَيُخْرَجُوْنَ مِنْهَا قَد ِاسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهْرِ
الْحَيَاءِ -أَوِ الْحَيَاةِ، شَكَّ مَالِكٌ- فَيَنْبُتُوْنَ كَمَا تَنْبُتُ
الْحَبَّةُ فِي جَانِبِ السَّيْلِ، أَلَمْ تَرَ أَنَّهَا تَخْرُجُ صَفْرَاءَ
مُلْتَوِيَةً؟
“Setelah penghuni Surga masuk ke Surga, dan penghuni Neraka masuk ke Neraka,
maka setelah itu Allah Azza wa Jalla pun berfirman, ‘Keluarkan (dari Neraka)
orang-orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi iman!’ Maka mereka
pun dikeluarkan dari Neraka, hanya saja tubuh mereka sudah hitam legam
(bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan, maka tubuh mereka
tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya benih yang berada di pinggiran sungai.
Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih itu tumbuh berwarna kuning dan
berlipat-lipat?” [6]
10. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla dengan ikhlas, maka amal
yang sedikit itu akan menjadi banyak.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ
وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [Al-Mulk:
2]
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah Azza wa Jalla menyebutkan dengan “amal
yang baik”, tidak dengan “amal yang banyak”. Amal dikatakan baik atau shalih
bila memenuhi 2 syarat, yaitu: (1) Ikhlas, dan (2) Ittiba’ (mengikuti contoh)
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits bahwa kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ pada hari Kiamat lebih berat dibandingkan langit dan bumi
dengan sebab ikhlas.
11. Mendapat rasa aman. Orang yang tidak bertauhid, selalu was-was, dalam
ketakutan, tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial, atau punya anak lebih
dari dua, takut tentang masa depan, takut hartanya lenyap dan seterusnya.
12. Tauhid merupakan penentu diterima atau ditolaknya amal kita. Sempurna dan
tidaknya amal seseorang bergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal tapi
tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, niscaya amalnya akan
menjadi bumerang baginya, bukan mendatangkan kebahagiaan baik itu berupa shalat,
zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya. Syirik (besar) akan menghapus seluruh
amal.
13. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan diringankan dari
perbuatan yang tidak ia sukai dan dari penyakit yang dideritanya. Oleh karena
itu, jika seorang hamba menyempurnakan tauhid dan keimanannya, niscaya
kesusahan dan kesulitan dihadapinya dengan lapang dada, sabar, jiwa tenang,
pasrah dan ridha kepada takdir-Nya.
Para ulama banyak menjelaskan bahwasanya orang sakit dan mendapati musibah itu
harus meyakini bahwa:
a. Penyakit yang diderita itu adalah suatu ketetapan dari Allah Azza wa Jalla.
Dan penyakit adalah sebagai cobaan dari Allah.
b. Hal itu disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiyat yang ia kerjakan.
c. Hendaklah ia meminta ampun dan kesembuhan kepada Allah Azza wa Jalla, serta
meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla sajalah yang dapat menyembuhkannya.
14. Tauhid akan memerdekakan seorang hamba dari penghambaan kepada makhluk-Nya,
agar menghamba hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja yang menciptakan semua
makhluk.
Artinya yaitu orang-orang yang bertauhid dalam ke-hidupannya hanya menghamba,
memohon pertolongan, meminta ampunan dan berbagai macam ibadah lainnya, hanya
kepada Allah Azza wa Jalla semata.
15. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan dimudahkan untuk
melaksanakan amal-amal kebajikan dan meninggalkan kemungkaran, serta dapat
menghibur seseorang dari musibah yang dialaminya.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menganjurkan kepada
umatnya agar berdo’a kepada Allah Azza wa Jalla untuk memohon segala kebaikan
dan dijauhkan dari berbagai macam kejelekan serta dijadikan setiap ketentuan
(qadha) itu baik untuk kita. Do’a yang dibaca Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam tersebut adalah:
اَللَّهُمَّ
...وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا.
“Ya Allah..., dan aku minta kepada-Mu agar Engkau menjadikan setiap ketetapan
(qadha) yang telah Engkau tetapkan bagiku merupakan suatu kebaikan.”[7]
Salah satu rukun iman adalah iman kepada qadha’ dan qadar, yang baik dan yang
buruk. Dengan mengimani hal ini niscaya setiap apa yang terjadi pada diri kita
akan ringan dan mendapat ganjaran dari Allah apabila kita sabar dan ridha.
16. Orang yang mewujudkan tauhid dengan ikhlas dan benar akan dilapangkan
dadanya.
17. Orang yang mewujudkan tauhid dengan ikhlas, jujur dan tawakkal kepada Allah
dengan sempurna, maka akan masuk Surga tanpa hisab dan adzab.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box
264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
[1]. Dinukil dari kitab al-Qaulus Sadiid fi Maqaashidit Tauhiid (hal. 23-25)
oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, disertai beberapa tambahan dan
dalil-dalil dari penulis.
[2]. HR. At-Tirmidzi (no. 3540), ia berkata, “Hadits hasan gharib.”
[3]. Lihat al-Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin
Nashir as-Sa’di.
[4]. HR. Muslim (no. 26) dari Shahabat ‘Utsman Radhiyallahu anhu.
[5]. HR. Muslim (no. 93) dari Shahabat Jabir Radhiyallahu anhu.
[6]. HR. Al-Bukhari (no. 22) dari Abu Sa’id al-Khudriy Radhiyallahu anhu.
[7]. HR. Ibnu Majah (no. 3846), Ahmad (VI/134), al-Hakim dan ia menshahihkannya
dan disepakati oleh adz-Dzahabi (I/522). Untuk lebih lengkapnya, silakan baca
buku Do’a & Wirid (hal. 269-270, cet. VI) oleh penulis.
SUMBER : http://almanhaj.or.id/
|
0 comments:
Post a Comment